A.
Pengertian Pengelolan
Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikanya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Karena demikian adanya, maka
pengelolaan kelas sering disebut pula sebagai manajemen kelas yang di dalam
terdapat unsur ketatalaksanaan, tatapimpinan, pengelolaan, pengadministrasian,
pengaturan, atau penataan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan, bahwa pengelolaan
kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang
mendapat pengajaran dari guru. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah
merupakan kegiatan yang berupaya mneciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan
guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana adalah bahwa
pengelolaan kelas merupakan kegiatan peengaturan kelas untuk kepentingan
pengajaran. pengertian lain dari pengertian pengelolaan kelas adalah ditinjau
dari paham lama, yaitu mempertahankan ketertiban kelas.
Sedangkan menurut pengertian baru seperti yang dikemukakan oleh
Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson & Mary A.Bany, bahwa
Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat
terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini guru bertugas menciptakan,
mempertahankan dan memelihara sistem atau organisasi kelas sehingga individu
siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas
individual. Menurut Sudirman N, dkk. (1991 : 310), Pengelolaan kelas adalah
upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1998 :
115) dengan mengatakan bahwa kegiatan menejemen atau pengelolaan kelas dapat
diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi
kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya paada ssetiap personal
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waku dan
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkitan dengan kurikulum dam perkembangan murid.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Berbasis Psikologi Pendidikan
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengajaa
dilakukan oleh guru, dosen ( pendidik ) dengan tujuan menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar
mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan
pembelajaran.
Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan
pendekatannya menurut Weber ( 1977 ) diklasifikasikan kedalam tiga
pengertian, yaitu :
§ Berdasarkan
pendekatan otoriter ( outhority approach ) Pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan
dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat.
§ Pendekatan
permisif ( permissive approach ) mengartikan Pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan
berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah
bagaimana menciptakan kondisi siswa
merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
§ Pendekatan
modifikasi tingkah laku, pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas
merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya
untuk mengembangkan dan memfasilitisi perubahan perilaku yang bersifat positif
dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki
perilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Menurut Edmund
dan Edmmer (1981) dalam Djiwandono (2006 : 264) pengelolaan kelas
didefininisikan sebagai berikut :
1.
Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa yang
tinggi karena keterlibatan belajar siswa secara aktif dikelas.
2.
Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru dan
siswa yang lainnya.
3.
Menggunakan waktu belajar yang efesien.
Upaya-upaya
dalam mengimplimentasikan pengelolaan kelas, dengan berpedoman pada tiga pilar
utama bagi guru dan dosen ( pendidik ) yang profesional dalam melaksanakan
tugas pembelajaran dikelas adalah:
a.
Menguasai materi pembelajaran
b.
Profesional untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada sisiwa
(peserta didik), dan
c.
Berkepribadian
matang.
B.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena ada tujuan itulah guru
selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang
kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola kelas
dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnaya.itu sama saja
membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak
didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan
dari tidak berilmu menjadi berilmu.
Tujuan
pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum tujuan tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitasi bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan
kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta
apresiasi pada siswa (Sudirman N, 1991, 311).
Suharsimi
Arikunto (1988: 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari
sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1.
Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
2.
Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya
setiap anak akan bekerja secepatnya supaya kelas menyelasaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan
tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja,
maka kelas tersebut dikatan tidak tertib.
Jadi, beda
antara (1) dan (2) adalah pada (1) anak tidak tahu akan tugas atau tidak dapat
melakukan tugas, dan pada (2) anak tahu dan dapat, tetapi kurang bergairah
bekerja.
C. Latar
Belakang Pengelolaan Kelas
Berbagai keunikan dapat dijumpai dalam ruang
pembalajaran, seprti dari aspek fisik kelas, minat belajar, latar belakang
pelajar, dan lain-lain. Seluruh aspek itu perlu disikapi secara positif oleh
pengajar dan dikelola secara inovatif dari waktu ke waktu untuk mewuwujudkan
kondisi dinamis yang brlangsung dalam kelas yang mendorong terciptanya kerja
sama sekaligus persaingan yang positif di antara para pelajar untuk meraih
prestasi secara optimal.
Pengelolaan
kelas sangat diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu
tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar
dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan
yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan
itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap,
mental, dan emosional siswa.
Setiap
kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Guru dan wali kelas adalah orang
yang ditunjuk untuk mengelola kelas dan memajukan kelas yang dipimpinnya yang
berpengaruh pada perkembangan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Lebih lanjut
oleh Nawawi ditegaskan, bahwa “sekolah dan kelas diselenggarakan untukmemenuhi
kebutuhan masyarakat dalam mendidik siswa, yang tidak harus didewasakan dari
aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya.
D. Kunci
Keberhasilan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan tanggung jawab
guru dan wali kelas bersama segenap siswa. Kerjasama yang baik antar tiga
elemen ini dapat menghasilkan pengelolaan kelas yang baik lagi kondusif bagi
proses b elajar mengajar yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
intruksional.
Guru dan wali
kelas mengemban amanat kepala sekolah menjadi pengelola kelas, perlu
memperhatikan kunci keberhasilan pengelolaan kelas di bawah ini, supaya daapart
menhadapi dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan ketika
merealisasikan tugas-tugas yang relevan denagn maksud perealisasian amanat
tersebut.
1. Prosedur
preventif
Prosedur preventif merupakan inisiatif guru
dan wali kelas untuk menciptakan kondisi yang baru dari interaksi biasa menjadi
interaksi edukatif, dengan senantiasa membangkitkan motivasi belajar siswa.
Yang bisa dilakukan dalam prosedur preventif ini menurut maslahah adalah:
a. Peningakatan kesadaran guru sebagai
pendidik, bahwa corak apapun proses pendidikan yang terjadi pada diri siswa
adalah menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya.
b. Peningkatan kesadaran siswa, dalam hal ini
siswa menyadari hak dan kewajibannya sebagai siswa.
c. Penampilan sikap guru terhadap siswa harus
dilandasi sikap tulus dan hangat secara wajar dalam mendukung kegiatan
pendidikan.
d. Pengenalan
terhadap tingkah laku.
e. Penemuan alternative pengelolaan kelas.
f. Pembuatan kontrak social.
2. Prosedur
kuratif.
Prosedur kuratif merupakan inisiatif guru dan wali kelas untuk mengatasi
bentuk perbuatan siswa yang dipandang bisa berpengaruh negative terhadp proses
belajar mengajar dengan jalan memberhentikan perbuatannya itu sekaligus
membimbingnya agar memiliki perbuatan pendukung proses belajar mengajar. Yang
bisa dilakukan dalam penerapan prosedur kuratif ini menurut maslahah adalah:
a. Identifikasi kasus: memahami dan
menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu proses pendidikan
di kelas.
b. Analisis masalah: mengetahui latarbelakang
dan sebab-sebab timbulnay tingkah laku yang menyimpang.
c. Penetapan alternative pemecahan maslah:
berusaha mengatasi masalah sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan
menggunakan pendekatan yang tepat.
d. Monitoring: memantau pemecahan masalah yang
telah diterapakan.
Kedua
kunci keberhasilan pengelolaan kelas itu memperlihatkan bahwa kompetensi guru
dan wali kelas selaku pemegang kuci adalah menjadi penentu utama keberhasilan
inovasi pengelolaan kelas sebagai pemacu kedinamisan pembelajaran.