Categories

Jumat, 30 Mei 2014

Hanya Kembang Tidur



Pada 08 Mei 2014, di petang lelahku, Hari kamis lalu
Kira-kira telah mendekati sepertiga malam...
Kurebahkan tubuhku yang perlahan kehabisan tenaga...
Meski udara dingin, asal saja aku luruskan punggung dengan otot yang mulai kaku itu di lantai yang tak kalah dingin dengan tubuhku...
Tepat di depan laptop yang baru saja ku biarkan dengan modus “sleep”. Tanpa jeda panjang. mataku terpejam dan kesadaranku lenyap begitu saja...
Entah butuh beberapa waktukah alam bawah sadarku itu, hingga kemudian dalam lelap itu aku Melihat sesuatu yang bergerak di atas tanah. Sepertinya ada hewan yang menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tanah. Sebelumnya aku tidak menatapnya jelas, karena dia bersembunyi di balik plastik transparan yang sedikit kusam. tiba-tiba ada lemparan batu kerikil dari belakangku. Seperti sengaja Kerikil itu tepat membidik kepala ular yang sontak menggalakkan kepalanya di hadapanku.
Aku gugup. Takut. dan tetap berdiri kaku.
Tapi, dengan tepat waktu Ibuku menghampiri ular itu dengan tenang dan tanpa ngeri atau takut untuk kemudian memegang kepala ular yang cukup besar. Kepalanya saja selebar telapak tanganku yang hampir menyamai telapak tangan laki-laki. Aku terkejut melihatnya... dengan penuh khawatir aku meminta ibu untuk melepaskannya... ibu menanggapi kekhawatiranku hanya dengan senyum dan ucapan-ucapan menenangkan aku agar tidak takut...
Karena ini dunia mimpi. Jadi tanpa alur yang jelas dan detil, aku sudah mendapati ada ular lagi di tanganku... ini beda dengan yang tadi yang bercorak polkadot Lebar-lebar hitam pada kulitnya, karena ular ini lebih kecil dan coraknya bercak-bercak abstrak. Aku sempat bingung dengan kepalanya yang ku pegang dengan tangan kiri dan ekornya di  tangan kananku. Sedangkan ibu, tanpa menunjukkan kepadaku tentang apa yang harus ku perbuat, ia sudah pergi dari tempatku (mungkin dengan membawa ular besar). Aku ngeri sekali dengan apa yang tengah aku pegang... dan akhirnya aku mengarahkan tangan kananku mendekati kepala ular yang sejak tadi sudah membuka-buka mulutnya... aku memaksa ular itu memakan, mengunyah  dan menelan  Ekornya sendiri...

waktu itu aku menyadari, Ular itu kelemahan dan kekuatannya ada di ekornya sendiri.

Aku terbangun...
hanya membuka mata. Beberapa detik aku menyadari mimpiku --- ingat sebelumnya tidak mengambil air wudu dan membaca doa pengantar tidur --- jadi aku bergumam “ ini sekedar mimpi tak berarti” --- mengganti posisi tubuh. Dan tanpa peduli lagi aku melanjutkan meladeni Kantukku.

Tapi... Sekarang aku menghabiskan waktu yang lama untuk merenungi mimpi itu...

Sabtu, 10 Mei 2014 – 04.00

Sabtu, 24 Mei 2014

Pengelolaan Kelas



A.     Pengertian Pengelolan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikanya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Karena demikian adanya, maka pengelolaan kelas sering disebut pula sebagai manajemen kelas yang di dalam terdapat unsur ketatalaksanaan, tatapimpinan, pengelolaan, pengadministrasian, pengaturan, atau penataan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.[1]
Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya mneciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana adalah bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan peengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. pengertian lain dari pengertian pengelolaan kelas adalah ditinjau dari paham lama, yaitu mempertahankan ketertiban kelas.[2]
Sedangkan menurut pengertian baru seperti yang dikemukakan oleh Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson & Mary A.Bany, bahwa Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem atau organisasi kelas sehingga individu siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas individual. Menurut Sudirman N, dkk. (1991 : 310), Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1998 : 115) dengan mengatakan bahwa kegiatan menejemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya paada ssetiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waku dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkitan dengan kurikulum dam perkembangan murid.
            Pengertian Pengelolaan Kelas Berbasis Psikologi Pendidikan
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengajaa dilakukan oleh guru, dosen ( pendidik ) dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatannya menurut Weber ( 1977 ) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu :
§      Berdasarkan pendekatan otoriter ( outhority approach ) Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat.
§      Pendekatan permisif ( permissive approach ) mengartikan Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
§      Pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitisi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Menurut Edmund dan Edmmer (1981) dalam Djiwandono (2006 : 264) pengelolaan kelas didefininisikan sebagai berikut :
1.      Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa yang tinggi karena keterlibatan belajar siswa secara aktif dikelas.
2.      Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru dan siswa yang lainnya.
3.      Menggunakan waktu belajar yang efesien.
Upaya-upaya dalam mengimplimentasikan pengelolaan kelas, dengan berpedoman pada tiga pilar utama bagi guru dan dosen ( pendidik ) yang profesional dalam melaksanakan tugas pembelajaran dikelas adalah:
a.       Menguasai materi pembelajaran
b.      Profesional untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada sisiwa (peserta didik), dan
c.       Berkepribadian matang. [3]

B.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnaya.itu sama saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitasi bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa (Sudirman N, 1991, 311).
Suharsimi Arikunto (1988: 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1.      Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
2.      Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya supaya kelas menyelasaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatan tidak tertib.
Jadi, beda antara (1) dan (2) adalah pada (1) anak tidak tahu akan tugas atau tidak dapat melakukan tugas, dan pada (2) anak tahu dan dapat, tetapi kurang bergairah bekerja.[4]
C.    Latar Belakang Pengelolaan Kelas
      Berbagai keunikan dapat dijumpai dalam ruang pembalajaran, seprti dari aspek fisik kelas, minat belajar, latar belakang pelajar, dan lain-lain. Seluruh aspek itu perlu disikapi secara positif oleh pengajar dan dikelola secara inovatif dari waktu ke waktu untuk mewuwujudkan kondisi dinamis yang brlangsung dalam kelas yang mendorong terciptanya kerja sama sekaligus persaingan yang positif di antara para pelajar untuk meraih prestasi secara optimal. [5]  
      Pengelolaan kelas sangat diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.[6]
      Setiap kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Guru dan wali kelas adalah orang yang ditunjuk untuk mengelola kelas dan memajukan kelas yang dipimpinnya yang berpengaruh pada perkembangan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Lebih lanjut oleh Nawawi ditegaskan, bahwa “sekolah dan kelas diselenggarakan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik siswa, yang tidak harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya.[7]

D.    Kunci Keberhasilan Pengelolaan Kelas
      Pengelolaan kelas merupakan tanggung jawab guru dan wali kelas bersama segenap siswa. Kerjasama yang baik antar tiga elemen ini dapat menghasilkan pengelolaan kelas yang baik lagi kondusif bagi proses b elajar mengajar yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan intruksional.
      Guru dan wali kelas mengemban amanat kepala sekolah menjadi pengelola kelas, perlu memperhatikan kunci keberhasilan pengelolaan kelas di bawah ini, supaya daapart menhadapi dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan ketika merealisasikan tugas-tugas yang relevan denagn maksud perealisasian amanat tersebut.


1.      Prosedur preventif
Prosedur preventif merupakan inisiatif guru dan wali kelas untuk menciptakan kondisi yang baru dari interaksi biasa menjadi interaksi edukatif, dengan senantiasa membangkitkan motivasi belajar siswa. Yang bisa dilakukan dalam prosedur preventif ini menurut maslahah adalah:
a.    Peningakatan kesadaran guru sebagai pendidik, bahwa corak apapun proses pendidikan yang terjadi pada diri siswa adalah menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya.
b.   Peningkatan kesadaran siswa, dalam hal ini siswa menyadari hak dan kewajibannya sebagai siswa.
c.    Penampilan sikap guru terhadap siswa harus dilandasi sikap tulus dan hangat secara wajar dalam mendukung kegiatan pendidikan.
d.   Pengenalan  terhadap tingkah laku.
e.    Penemuan alternative pengelolaan kelas.
f.    Pembuatan kontrak social.

2.      Prosedur kuratif.
Prosedur kuratif merupakan inisiatif guru dan wali kelas untuk mengatasi bentuk perbuatan siswa yang dipandang bisa berpengaruh negative terhadp proses belajar mengajar dengan jalan memberhentikan perbuatannya itu sekaligus membimbingnya agar memiliki perbuatan pendukung proses belajar mengajar. Yang bisa dilakukan dalam penerapan prosedur kuratif ini menurut maslahah adalah:
a.    Identifikasi kasus: memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu proses pendidikan di kelas.
b.   Analisis masalah: mengetahui latarbelakang dan sebab-sebab timbulnay tingkah laku yang menyimpang.
c.    Penetapan alternative pemecahan maslah: berusaha mengatasi masalah sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan menggunakan pendekatan yang tepat.
d.   Monitoring: memantau pemecahan masalah yang telah diterapakan. 
      Kedua kunci keberhasilan pengelolaan kelas itu memperlihatkan bahwa kompetensi guru dan wali kelas selaku pemegang kuci adalah menjadi penentu utama keberhasilan inovasi pengelolaan kelas sebagai pemacu kedinamisan pembelajaran.[8]


[1] . Prof. DR. H. Abuddin nata, M.A, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, hal:339
[2] . Drs. Syaful Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal:  176
[3] . Dr.  Iskandar, M.Pd, psikologi Pendidikan, (Cipayung-Caiputat: Gaung Persada (GP) press, 2009),  hal : 210
[4] Op.cit, hal: 177-179
[5] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 67
[7] Opcit, hal. 68
[8] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 81-83