Categories

Senin, 17 Maret 2014

Perencanaan Pembelajaran


A. Definisi perencanaan pembelajaran

Secara definisi, perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktifitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Beberapa definisi antara lain:
·      Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematika yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
·      Perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Siapa yang melakukan? Kapan?Dimana?Bagaimana cara melakukannya.
·      Sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan dimasa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
·      Proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu.
·      Kegiatan yang meliputi: 1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi, 2) penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
·      Proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan  penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Banyak sekali definisi perencanaan yang dikemukakan oleh para pakar, tetapi pada dasarnya perencanaan mempunyai kata kunci “penentuan aktifitas yang akan dilakukan”. Kata kunci ini mengindikasikan behwa perencanaan merupakan kegiatan untuk mementukan masa yang akan datang. Karena pekerjaan yang akan ditentuakan pada kegiatan perencanaan belum dilaksanakan, maka untuk dapat membuat perencanaan  yang baik harus menguasai keadaan yang ada pada saat ini.
Penerapan kegiatan perencanaan dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitan dengan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran tersebut.
Dalam proses membuat perencanaan pembelajaran, hal yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah kompetensi apa yang akan dicapai. Kompetensi tersebut merupakan tujuan atau “arah” yang akan dituju. Setelah menentukan kompetensi, maka pertanyaan adalah: bagaimana menuju arah tersebut?, bagaimana kompetensi tersebut dapat dicapai?, siapa yang dapat melakukan prroses tersebut?, kebutuhan apa yang diperlukan untuk melaksanakan proses tersebut?, Berapa anggaran yang diperlukan?, sampai berapa waktu yang dibutuhkan?.
Dalam menentukan kompetensi yang harus dikuasai siswa, tidak hanya pada kemauan guru, atau madrasah, tetapi juga harus memperhatikan berbagai kebutuhan. Itulah sebabnya, sebelum menentukan/memilih  arah yang harus dituju, maka pengambil kebijakan tentang perencanaan harus memiliki berbagai informasi dalam menentukan/memilih kompetensi yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran yang akan dilakukan. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui berbagai proses pengukuran dan penilaian baik pada factor internal (kebutuhan dan harapan seluruh penyelenggara sekolah dan kemampuan sekolah menyediakan sumberdaya) dan factor eksternal (kebutuhan dan harapan stakeholder sekolah).[1]

B. Dasar Perlunya perencanaan pembelajaran

Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.      Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2.      Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan sistem.
3.      Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana sseorang belajar.
4.      Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan
5.      Pembelajarn yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
6.      Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
7.      Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;
8.      Inti dari desain pembelajaran yang  dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[2]  
Dasar-dasar teresebut dijabarkan sebagai berikut
a)      Perbaikan kualitas pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelejaran. Hal ini dmungkinkan karena dalam desain pembelajaran tahapan yang akan dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sematif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujun pembelajaran yang telah ditetapkan.
b)      Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem
Hal ini disadari bahwa mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran, yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajran.
c)      Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang belajar.
Kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif, rancangan pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran. Disamping itu, pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya sehingga ramcangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajran yang dkembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan. Bedasarkan tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih shahih dari dua pendekatan lainnya bila hanya digunakan secara terpisah
d)     Desain pembelajaran diacukan pada siswa perorangan
Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau prilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau prilaku belajar  itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Hal lain yang merupakan karakteristik siswa adalah perkembangan intelektual siswa, tingkat motivasi, kmampuan berfikir, daya kognitif, gaya belajar, kamampuan awal, dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan pembelajaran mau tidak mau hrus diacukan pada pertimbangan ini.

e)      Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan
Hasil pembelajaran mencakup hasil  langsung dan hasil tidak langsung (pengiring).
Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dapat diukur melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.
f)       Desain pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajar
Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Belajar yang ditata dengan kondisi yang baik strategi yang direncanaakan akan memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
g)      Desain pembelajaran melibatkan variable pembelajaran
Desain pebelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi pembelajaran. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah: variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan harus diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang study dan karakteristik siswa. Adapun variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran.
h)     Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama perancangan pembelajaran adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada anlisis kondisi dan hasil pembelajaran.[3] 
C. Beberapa Kritik Terhadap Perencanaan Pembelajaran

Walaupun perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan profesional yang harus dilakukan oleh guru, dan memiliki dampak yang segnifikan terhadap perkembangan prestasi siswa, namun terdapat beberapa kritik yang terkait dengan perencanaan pembelajaran. Beberapa kritik tersebut antara lain:
1.      Perencanaan akan membuat sesuatu menjadi detail dan kaku. Perencanaan pembelajaran akan “mengunci” sekolah pada tujuan pembelajaran (kompetensi dasar)tertentu, sehingga sekolah akan terfokus pada tujuan pembelajaran itu saja.
2.      Rencana tidak dapat dikembangkan dalam lingkungan yang dinamis. Saat ini perkembangan begitu cepat. Perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi hampir sebagian manusia, sehingga sering kali juga mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan. Jika perencanaan pembelajaran menggunakan asumsi yang salah maka perencanaan yang dibuat tidaka ada gunanya.
3.      Perencanaan tidak akan dapat menggantikan intuisi dan kreatifitas. Perencanaan yang baik seringkali masih kalah dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang memiliki intuisi dan kreatifitas yang tinggi.
4.      Perencanaan sering memfokukan guru pada persaingan pada saat ini, bukan untuk berkembang pada masa yang akan datang. Perencanaan sering membuat guru memenangkan persaingan pada masa yang akan datang. Adanya berbagai perubahan sering kali kurang diantisipasi, sehingga daya “survival” sekolah atau madrasah pada masa yang akan datang kurang menjadi perhatian. Itulah yang kemudian banyak sekolah atau madrasah yang tidak dapat tertahan lama.[4]    







[1] Dr. Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran.(Malang: UIN MALIKI  PRESS  2010) hal:1-3 
[2] Hamzah B. Uno, Perencanaan pembelajaran (Jakarta:Bumi Aksara, 2010) hal: 3-4
[3] Ibid hal: 4-6
[4] Sugeng Listyo, op.cit Hal: 6-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar