Terangnya tak lagi cerah
Cahaya...
Ke mana kau hilang?
Untuk apa atau siapa kau
berkurang?
Peluh yang simpuh belum
rapuh
serpihnya makin emas
Namun bukan kristal
Yang kilapnya makin kilat
dalam pekat
Tabur abu bersama udara
Angin menghentak lalu serbak
Hujan abu...
Sendu kelabu...
Nyaris buta tanpa cahaya.
Makin senyap makin gelap
Kelam membenamku suram.
Namun,
Aku tetap mencintai malam...
Menggenggam noktah-noktah
kerinduan.
16.02.2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar