Categories

Selasa, 22 April 2014

Hujan Abu


Terangnya tak lagi cerah

Cahaya...

Ke mana kau hilang?

Untuk apa atau siapa kau berkurang?

Peluh yang simpuh belum rapuh

serpihnya makin emas

Namun bukan kristal

Yang kilapnya makin kilat dalam pekat

 

Tabur abu bersama udara

Angin menghentak lalu serbak

Hujan abu...

Sendu kelabu...

Nyaris buta tanpa cahaya.

Makin senyap makin gelap

Kelam membenamku suram.

Namun,

Aku tetap mencintai malam...

Menggenggam noktah-noktah kerinduan.


16.02.2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar